Kenapa Saya Menulis eBook

Baru-baru ini, saya merilis eBook kedua. Kali ini temanya seputar Berpikir Lebih Baik. Soal kenapa manusia sering berpikir dan bertindak bodoh. Ditelaah dari aspek evolusi, biologi, psikologi, hingga sosial dan teknologi. Apa bias dan sesat pikir yang kita miliki. Hingga prinsip-prinsip penting yang bisa membantu kita berpikir lebih jernih. Tujuannya satu: membantu orang berpikir lebih baik. Biar gak tolol-tolol amat. To be less stupid.

eBook sebelumnya rilis bulan September. Judulnya Memulai, Menulis, & Membuat Karya. Yang harapannya bisa membantu siapa saja yang ingin mulai menulis atau berkarya. Saya jelaskan prinsip-prinsip penting menulis dan berkarya. Harapannya, ilmunya bisa digunakan untuk apa saja. Baik yang mau menulis, bikin konten, bikin podcast, youtube, tiktok, dan lain sebagainya.

Beberapa orang bertanya di DM. Kenapa bikin eBook? Kenapa gak dijadiin konten Instagram saja kayak biasa? Kenapa gak sekalian diterbitkan sebagai buku fisik dan dijual di toko buku? Kenapa gak begini? Begitu? Dan sebagainya. Maka saya coba jelaskan lewat postingan ini ya.

Pertama, zaman sudah kian maju. Kebanyakan kita mengkonsumsi bacaan tidak lagi lewat kertas dan medium fisik. Penetrasi gawai tak terbentung. Satu orang bisa punya beberapa gawai sekaligus. Baik HP, tablet, atau laptop. Hayo, kamu sendiri punya berapa gawai? Rasanya masuk akal jika berpikir eBook bisa lebih mudah menjangkau pembaca. Dibaca di laptop di sela-sela kerja bisa, di HP pas commuting atau sebelum tidur bisa, di tablet saat buang air besar juga bisa. hehehe.. Intinya, saya ingin meluaskan akses, biar siapa pun bisa baca. Tak hanya mereka yang punya akses ke toko buku fisik.

Kedua, umumnya materinya berangkat dari keresahan-keresahan saya. Resah melihat konten di media sosial banyak yang aneh-aneh? Maka saya buat Sekilas Kelas edisi perdana. Yang ujungnya eBook pertama. Resah melihat orang-orang mempertontonkan kebodohannya tanpa malu-malu? Maka saya buat Sekilas Kelas kedua. Ujungnya eBook kedua. Intinya, meluapkan keresahan. Sama sebenarnya dengan tulisan saya di media sosial. Berangkat dari keresahan. Tapi, gak semua keresahan itu cukup atau tepat diekspresikan di IG Story atau Feed yang terbatasi ruang dan jumlah kata. Kadang saya butuh mengekspresikannya sedikit lebih panjang. Maka saya memilih membuat eBook.

Ketiga, sebenarnya awalnya eBook ini hanya sebagai materi bagi mereka yang mengikuti Sekilas Kelas. Bagi yang sudah ikut kelas, bisa me-refresh kembali. Bagi yang ketinggalan kelas, bisa tetap mendapat materinya. Sesederhana itu. Saya merasa eBook jauh lebih membantu dibanding saya bagikan rekamannya. Bisa dibaca langsung ke bagian yang diinginkan. Bisa diulang-ulang tanpa ribet. Bisa dibaca sesuai tempo masing-masing. Juga lebih memfasilitasi slow learning. Yang menurut riset lebih membantu pembelajaran.

Keempat, eBook yang saya tulis bisa jadi cikal bakal dari buku fisik yang lebih panjang dan komprehensif. eBook ini ringan-ringan, hanya seratusan halaman. Kenapa? Ya karena awalnya cuma untuk materi Sekilas Kelas sepanjang dua jam saja. Intisarinya saja. Tapi, bisa jadi suatu saat nanti saya menulis lebih lengkap, komprehensif, dibarengi data dan ilustrasi yang lebih membantu. Lalu saya bukukan menjadi buku fisik / digital yang lebih “sah”. Dengan ISBN dan lain sebagainya. Nanti tapi. Sekarang belum sempat~

Kelima, eBook ini usaha saya untuk membantu teman-teman belajar sesuatu lebih mendalam. Ya tentang menulis, berkarya, dan berpikir. Kadang, saya suka bagikan hal-hal tersebut di media sosial memang. Bagikan tips. Artikel. Atau bacaan. Tapi, tentu belajar butuh lebih dari sekadar scrolling media sosial atau nonton potongan-potongan Youtube. Kurikulum, bangunan pengetahuan terstruktur, hingga materi yang lebih panjang dan perlahan mungkin dibutuhkan. Untuk memfasilitasi pembelajaran yang lebih baik.

Keenam, menulis adalah latihan saya menstrukturkan pikiran. Sesuai kata-kata Shane Parrish ini. Kadang, pikiran kita itu ruwet. Kemana-mana. Menclok sana-sini. Berantakan. Kayak benang kusut. Nah, dengan menulis kita belajar mengurai benang kusut itu. Lebih terstruktur, rapih, mengalir, indah, dan mudah dipahami.

Ketujuh, I make eBook to fund the fun. Saya bersenang-senang saja koq menulis di media sosial. Saya senang berbagi, bikin orang tertawa, menyulut diskusi, dan lainnya. But let’s face the truth, it won’t pay the bills. Saya beruntung sih gak terlalu pusing soal ini. Saya punya usaha kecil yang bisa menghidupi saya, keluarga, dan karyawan. Jadi saya gak punya ekspektasi besar untuk “menghasilkan” lewat media sosial. Tapi, kalau bisa sekalian cuan kenapa enggak? Ngerjain sesuatu tanpa mikir cuan, saya takut diludahi leluhur.

Sekalian saya juga latihan menavigasi diri & belajar seluk-beluk media sosial. Saya mungkin beruntung tidak perlu mencari uang dari sini. Tapi bagaimana dengan konten kreator lain? Jika saya bisa belajar model bisnis dari seorang konten kreator, yang tidak perlu terlalu bergantung pada endorsements atau kerja sama dengan brand, tentu banyak ilmu yang nanti bisa saya bagikan. Anggaplah saya sedang bereksperimen, yang bisa gagal bisa berhasil, apa pun hasilnya nanti bisa jadi pembelajaran bagi orang lain. hehehe..

Itu aja sih, sebenarnya alasan saya membuat eBook. Jika kamu tertarik belajar soal menulis dan berkarya, silakan beli eBook pertama. Jika kamu tertarik belajar berpikir lebih baik, silakan beli eBook kedua. Cara membelinya? Sila meluncur ke link in bio saya. Tinggal klik. Masukkan data. Bayar. Dapet deh akses ke eBooknya. Buruan beli sekarang, Senin (depan) harga naik! hehehehe~

Sekian dulu tulisan kali ini. Sampai jumpa di tulisan berikutnya.

BSD, 6 November 2023

Kirim Komentar!