Welcome to the latest Things Worth Sharing (TWS) episode!
Ini adalah episode ke-9 TWS. Kolom di mana saya membagikan hal yang saya lihat, dengar, & rasakan sepanjang minggu. Selamat menikmati!
#1 DUMB & DUMBER ERA
Saya gak ada niatan jadi pakar AI, sebenarnya. Saya cuma orang yang suka membaca dan mengikuti perkembangan terbaru tentang dunia. Sejak dulu, saya sering membahas aneka tren teknologi terbaru. Dari media sosial, crypto, edutech, sampai metaverse.

Tapi, sejak tulisan saya soal AI terbit di Harian Kompas, belakangan ini saya jadi sering menerima pertanyaan & ajakan diskusi terkait AI. Dari strangers / followers di Instagram, dari teman via japri, bahkan dari wartawan via email. Minta komentar/ulasan saya soal AI.
Saya jadi agak galau. Mau lebih sering bahas AI tapi males dikira itu “specialty” dan “niche” saya. Mau stop bahas, tapi sebenarnya masih banyak yang mau saya omongin! hahaha.. Karena saya masih galau, biar saya tulis insights terkini soal AI di sini aja deh.
Ada dua riset soal AI yang baru-baru ini bikin “heboh” jagat maya. Yang pertama dari Apple, judulnya ‘The Illusion of Thinking‘. Yang kedua dari MIT Media Lab, judulnya ‘Your Brain on ChatGPT‘ Keduanya amat penting dan berkaitan.
Riset dari Apple menunjukkan bagaimana LRM (Large Reasoning Models), yang sering dianggap memiliki kapabilitas bernalar & berpikir selayaknya manusia, sejatinya belumlah mampu berpikir. Kesimpulan risetnya: “through extensive experimentation across diverse puzzles, we show that frontier LRMs face a complete accuracy collapse beyond certain complexities.”
Yes, they don’t actually think. They simulate thinking. They’re super great at finding pattern and predict the next word, but no! They’re not smart at all.
Riset kedua, dari MIT Media Lab, mendalami soal bagaimana dampak dari penggunaan tools AI seperti ChatGPT terhadap kinerja otak penggunanya. Hasilnya lebih wadidaw lagi: “While LLMs offer immediate convenience, our findings highlight potential cognitive costs. Over four months, LLM users consistently underperformed at neural, linguistic, and behavioral levels. These results raise concerns about the long-term educational implications of LLM reliance and underscore the need for deeper inquiry into AI’s role in learning.“
In short: AI is making us dumber.
Dua riset ini bikin saya percaya kita ini sedang memasuki era Dumb & Dumber. AI yang ternyata gak bisa mikir itu (dari riset Apple), sering kita anggap sebagai “pabrik” pengetahuan yang sahih dan mampu memuntahkan kebenaran absolut. Sialnya, semakin kita bergantung pada AI untuk memecahkan tugas-tugas kognitif seperti menulis esai, ujungnya kita akan jadi semakin bodoh.
It’s exactly “the blind leading the blind” phenomenon.
Pada akhirnya ini akan spiraling down. Manusia yang awalnya cerdas mulai bergantung pada tools AI yang dianggap cerdas > akhirnya bikin manusianya jadi makin goblok > lalu menghasilkan output kognitif yang dijadikan training data untuk AI > lalu akhirnya AI-nya pun makin tolol.
Model collapse and entropy at its best.
Jadi solusinya gimana? Yaaaa, gak tau. Kan saya udah bilang di awal, saya gak pernah berniat menjadi seorang pakar AI. hahaha. Biarlah pertanyaan sesulit ini dijawab oleh Mas Wapres. Terlalu berat buat saya.
#2 ULTAH KOMPAS
Minggu depan, Harian Kompas akan berulang tahun yang ke-60. Gokil!
Saya sejujurnya agak bingung kenapa tiba-tiba hidup saya jadi begitu banyak pertautannya dengan Kompas. Seminggu belakangan ini saja, setidaknya tiga orang Kompas dari departemen yang berbeda-beda mengontak saya.
Yang pertama wartawan dari divisi Jurnalisme Data, yang bilang bahwa liputan terkait brain rot yang sempat saya bantu-bantu jadi narasumber / panelis, akan terbit di Harian Kompas Edisi Spesial Ultah ke-60. That’s great!
Berikutnya dari divisi marketing, yang ngajak kerja sama untuk promosiin Harian Kompas Edisi Khusus Ultah Ke-60. Udah beli dong? Masa belum sih? Yakin gak mau nemuin nama saya di edisi khusus itu? hehehe..
Terakhir, dari divisi media sosial, yang mengundang saya untuk jadi tamu di salah satu rangkaian acara ultah mereka. Acara Gala Literasi, namanya. Bakal ngapain? Entahlah. Berhubung saya udah beberapa kali nolak undangan untuk mampir ke newsroom mereka, akhirnya saya iya-in undangan kali ini. Kebetulan di hari tersebut lagi agak kosong.
Agak mixed feeling sebenarnya terlalu dekat dengan Harian Kompas. Di satu sisi ya senang-senang saja berjejaring sama teman-teman di sana, punya hubungan baik. Di sisi lain, saya takutnya jadi sungkan ketika mau mengkritik mereka. Jujur, saya punya banyak kritik! haha..
Seminggu belakangan ini saja, di Threads saya dua kali mengkritik mereka. Pertama perihal artikel berbayar yang begitu menyerupai artikel organik. Kedua, soal cara mereka mempromosikan Edisi Ultah Ke-60 ini yang menurut saya “kering”.
Yah, doakan saja deh semoga kedekatan ini tidak bikin saya sungkan untuk terus mengkritik mereka. Kritik, kan tanda sayang~ hehehe..
#3 CURRENT READ: AMAZING BOOK ON ANGER
Seminggu belakangan ini saya baru mulai baca buku ini:

Menarik ya judulnya! Hahaha. Kebetulan memang saya juga lagi nulis naskah buku berikutnya yang judulnya Filosofi Ngamuk, jadi totally relate. Buku ini ngasih insights tentang kenapa emosi marah dianggap sebagai sebuah ketabuan, thanks to Christianity & Greek philosophers. Juga gimana caranya kita bisa marah dengan lebih bertujuan & produktif.
…basically what I’ve been doing with my writings, right? haha..
Nanti kalau udah selesai bakal saya review lebih lengkapnya. But so far so good! I really enjoy reading the book.
#4 THE ONE QUOTE
Nemu quote ini pas lagi nonton Youtube-nya Ali Abdaal:
You can do anything, but not everything. – David Allen
Ngena banget di saya yang belakangan lagi mau ngelakuin terlalu banyak hal. Ingin ini ingin itu banyak sekali, kalau kata Doraemon.
It reminds me to focus. True, we can’t do everything. But we can do anything which we put our mind & effort to.
For me it’s about being a good dad. Nothing else matters.
What about you?
That’s it. Those are things worth sharing this week from me.
Weekend Read Recommendations:
[1] The Subtle Art of the Dad Text – NYT (Gift Article)
Sempet bagiin ini di Beyond Stories Channel, tapi menurut saya layak dibagikan kembali. Interaktif, hangat, dan bikin kangen bapak.
[2] I Think I’m Done Being Interviewed by Women – Substack
Pertama kenal Jameela Jamil pas nonton sitkom The Good Place, abis itu ngikutin doi di media sosial karena cukup vokal soal berbagai isu. Baru-baru ini dia nulis artikel yang begitu meledak-ledak tapi powerful soal betapa “toxic” dan “degrading”nya justru ketika diinterview jurnalis perempuan.
[3] Spanish Blackout Report – Ars Technica
Masih ingat di bulan April kemarin Spanyol, Portugal, dan sebagian Paris mati listrik berjam-jam dan bikin kekacauan? Nah, investigasinya agak lama. Laporannya akhirnya keluar. Dirangkum apik sama Ars Technica. Agak teknis, but still a great lesson to avoid catastrophe.
[4] I Study Burnout. I Didn’t Think It Could Happen to Me – Science
Well, for starters, you’re a PhD student, what do you expect?! But a nice reminder that burnout happens. To everyone. No matter who you are.
[5] The Next Big Thing in Luxury Travel: A Family Therapist – WSJ (Gift Article)
Lagi jadi tren di kalangan super kaya: healing sekeluarga, literally. Perusahaan kayak Bluestone Families nawarin retret mewah buat keluarga crazy rich, include sama terapis/konselornya. Perbaiki dinamika relasi atau isu komunikasi yang sering banget muncul di keluarga berduit. Harganya? Oh, cuma 80.000 USD, kok. Alias lebih dari 1M. Belum termasuk tiket~
[6] The Strength You Gain by Not Taking Offense – The Atlantic (Gift Article)
Sebagai orang yang hobi melontarkan insults (kadang tanpa rem), saya juga sering kok nerima insults dari berbagai arah. Banyak yang nanya, gimana ngadepinnya? I simply insult back. haha.. Nah kalau pendekatan saya gak cocok buatmu, mungkin artikel ini bisa ngasih alternatif yang lebih bijak.
[7] The Chatbot Will See You Now – The Jakarta Post (Gift)
Banyak bacaan menarik di rubrik The Weekender dari The Jakarta Post. Ini salah satunya. Bahas tren orang curhat & konseling ke chatbot AI. Sebuah revolusi kesehatan mental yang bisa membantu banyak orang tapi sekaligus menyimpan risiko yang tidak main-main.
That’s all for today.
Hope this post makes your weekend even more amazing & enjoyable!
Minggu, 22 Juni 2025
Kirim Komentar!