Kondisi negara kita akhir-akhir ini mengingatkan saya akan film Don’t Look Up. Film yang dibintangi sama Leonardo DiCaprio, Jennifer Lawrence, sama Meryl Streep ini bisa kamu saksikan di Netflix.
Film bercerita tentang dua ilmuwan yang menemukan bahwa sebuah komet besar sedang menuju bumi dan kita sedang menuju kiamat. Sayangnya, usaha mereka untuk membuat pemerintah dan publik sadar tidak digubris. Mereka dianggap lelucon. Dan pada akhirnya pejabat berwenang pun gagal melakukan apa-apa untuk mencegah kiamat.
Gimana, mulai agak-agak dejavu gitu gak? hehehe..
Sebenarnya, kedua ilmuwan itu sempat menghadap ke presiden untuk memberitahu dan memperingati. Tapi, presiden dan anaknya tidak menganggap mereka serius. Cuma dianggap angin lalu aja. Lah kenapa ada anak presiden? Iya, soalnya presidennya mengangkat anaknya sendiri yang goblok banget itu sebagai pejabat penting negara. hehehehe. Di film lho ya, di dunia nyata mana mungkin sih ini terjadi. Masa nepotisme sedahsyat itu dibiarkan sama politisi lain dan masyarakatnya? Eh.
Pada akhirnya, karena tidak digubris sama pemerintah, kedua ilmuwan ini pergi ke media. Mereka berusaha memberitahu publik akan bahaya komet yang menuju bumi ini. Mereka juga mengajak masyarakat untuk melakukan sesuatu agar komet ini bisa kita hancurkan bersama. Tapi sayangnya media & masyarakatnya juga gak peduli. Masyarakat mengolok-ngolok mereka. Merendahkan profesi dan bidang keilmuwan mereka. Justru berasumsi dan menuduh yang tidak-tidak ke kedua ilmuwan tersebut.
Sama persis nih. Hari-hari ini Guru Besar & Civitas Akademika kita sedang memperingatkan kita akan kiamat demokrasi. Betapa buruk dan bahayanya jika ini dibiarkan. Tanggapan masyarakatnya? Persis kayak di film. Kalau gak percaya lihat aja komentar-komentar soal berita ini di akun narasinewsroom atau Bintang Emon. Lihat aja dengan mata kepalamu sendiri betapa sulitnya berbicara ke masyarakat yang IQ-nya rebahan. Gak lagi jongkok, tapi rebahan. Iya, serendah itu.
Sebenarnya di film akhirnya pemerintah sadar bahwa kometnya itu beneran bakal datang. Tapi yang muncul malah solusi aneh. Mereka menolak menghancurkan komet itu. Alasannya apa? Ekonomi. Karena komet itu dianggap mengandung material langka yang bisa dijual mahal. Sehingga ekonomi diprioritaskan dan kehancuran dinomorduakan. Siapa pembisik presidennya? Koq goblok amat? Pengusaha kaya. Oligarki. hehehehe..
Ketika pada akhirnya komet dan kiamat itu kian dekat dan nyata, sudah terlalu terlambat bagi masyarakat untuk berbuat sesuatu. Sudah tidak ada lagi yang bisa dilakukan. Pasrah aja menunggu datangnya kematian yang tak terelakkan.
Tahu bagian paling ngehe dari film Don’t Look Up? Pemerintah & pengusaha ngehenya gak terdampak kiamat. Mereka punya sekoci penyelamat mereka sendiri untuk kabur ke luar angkasa.
Jadi kalau sekarang kalian lihat banyak orang-orang kaya, selebriti, pebisnis, pejabat negara, petinggi militer, yang gaspol gak peduli sama kiamat demokrasi, tahu kan alasannya? Prioritas mereka ya bisnis mereka sendiri. Keluarga mereka sendiri. Dan saat kiamat nanti datang juga mereka gak akan terdampak apa-apa. Usaha dan kehidupan mereka tidak akan terancam. Yang “meninggoy” ya kita-kita. Warga biasa. hehehe..
Dua minggu lagi kita bisa berbuat sesuatu. Dua minggu lagi kita bisa ambil andil menyelamatkan bangsa ini dari kiamat demokrasi. Yuk, jangan diam. Terus bersuara, ajak ngobrol orang-orang terdekatmu. Sadarkan mereka jangan mau dibego-begoin sama penguasa dan pengusaha.
Jangan pilih calon pemimpin dan pendukungnya yang jelas-jelas merendahkan sains, kepakaran, juga ilmuwan & profesor. Menggunakan kalimat “profesor” untuk merendahkan lawan. Atau cawapres yang IPK jelek dari kampus jelek malah berani-beraninya menghina profesor beneran.
Guru besar aja yang merupakan hasil tertinggi sebuah proses pendidikan mereka injak-injak koq martabatnya. Apalagi kamu sih suatu hari nanti? hehehehe..
Jakarta, 4 Februari 2024
Kirim Komentar!