Halo halo! Tiba kita di awal tahun yang baru: 2021.
Tahun yang membawa harapan, setelah 2020 yang begitu berat dan melelahkan. Tiada doa dan harap dari saya selain yang terbaik bagi kita semua. Tanpa terkecuali.
Saat sedang mengkontemplasikan resolusi tahun baru, saya teringat nasib blog yang tak terurus ini. Entah kapan terakhir kali saya menulis di sini. Sudah lama sekali. Mungkin terlalu lama.
Zaman dan media berubah amat cepat. Saya dan kesukaan saya berbagi ide dan pengalaman pun terus berubah. Dari ngeblog, lalu menulis di Facebook, lalu belakangan beralih ke Podcast dan Instagram. Semangatnya sih sama: berbagi. Namun mediumnya terus berubah. Dan saya pun galau menentukan bentuk. Macam neanderthal yang siap digilas zaman.
“The medium is the message”, kata Marshall McLuhan. Medium tak hanya bentuk, bisa jadi itu adalah kunci dan signifikansi dari pesannya itu sendiri. Dan bisa jadi, pesan yang lazim diterima di masa kini adalah medium-medium baru itu: ya Podcast, Youtube, Instagram, Tiktok (?) dan lainnya.
Ya, bisa jadi.
Tapi entah kenapa saya enggan menyudahi blog ini. Ada rasa dan kepuasan yang berbeda ketika menulis for the sake of menulis. Dan fokus ada pada tulisan itu sendiri. Bukan visual, desain, insights, pemanis, carousel, dan segala tetek bengek lainnya. Fokus pada kata dan cerita. Pada narasi dan esensi.
Maka dari itu di tahun yang baru ini saya akan kembali ke rumah lama. Kembali rutin menulis di sini. Kembali fokus menulis. Tak ada lagi yang baca blog? Ya biarin deh. Setidak-tidaknya ketika nanti teknologi untuk meng-upload kesadaran dan intelegensi ke internet sudah ada, saya tinggal upload blog ini saja, lalu voila cyborg bernama Okki Sutanto XÆ-7X pun terlahir kembali di tahun 2049. Hah? Apaan deh? Iya-in aja udah, biar cepet.
Hmm, lalu medium lainnya bagaimana? Podcast? Instagram? Entah. Mungkin akan berjalan paralel. Mungkin akan saya coba selaraskan. Kita lihat saja nanti, ya.
Santai, baru juga 1 Januari. Gak perlu buru-buru. Tak usah ngebut-ngebut banget. Mal aja jam tujuh sudah harus tutup, kok.
Intinya, the medium is the message, indeed. I just don’t want the message to be the mess age.
Jakarta, 1 Januari 2021
Okki Sutanto